MEmberikan DunIA yang INdah Sebagai Penyemangat hIdup dalam berkReASI.
Home » » Pemulung malang,,, cerpen

Pemulung malang,,, cerpen

Sekilas Info | 19.37 | 0 komentar

PEMULUNG MALANG
                 Penglihatanku tertuju pada seorang wanita yang berbalut emas pada tangan dan lehernya, apakah dia pamer ? gumamku dalam hati. Seketika pandanganku teralihkan oleh gemuruh yang bergetar di perutku, laparnya diriku. Apalagi aku hanya makan sedikit tadi pagi, itupun dari sisa-sisa makanan orang-orang kaya yang dengan gampang membuang makanan mereka  jika mereka sudah kekenyangan dan tak sanggup untuk menghabiskannya.
                Aku mulai melangkah meninggalkan tempat istirahatku tadi, sambil aku menyisiri jalanan dan memeriksa tempat sampah. Ya itulah aku, aku seorang pemulung yang berkelana di pinggiran kota untuk mencari sesuap nasi dari hasil kerjaku memilah sampah.
                Dengan hidupku yang serba kekurangan ini, aku selalu optimis untuk menjalani hidup. Terkadang aku juga kecewa, kecewa dengan hidupku ini. Apakah ini takdirku ? apakah ini jalanku ? apakah aku akan seperti ini hingga nafas terakhirku ? apakah… apakah semua ?.... hah sudahlah, tiada gunaku pertanyakan yang tiada jawabannya.
                Sebenarnya diriku tidak ingin seperti ini, aku punya cita-cita ku sejak kecil. Aku ingin menjadi seorang pilot pesawat terbang, aku terkesima setelah melihat benda besar itu melayang di udara yang tinggi ketika ku kecil dulu.
                Semua impianku sirna sudah, ketika kedua orang tuaku menelantarkan diriku. Hidup dengan seorang ayah pemabuk dan penjudi, juga ibu yang kasar. Diriku bagaikan cerita-cerita pedih yang dialami anak angkat, aku merasa diriku  tidak dibutuhkan di keluarga ini.
                Saat diriku masih tinggal bersama kedua orang tuaku, diriku hanya dijadikan sebagai pelampiasan amarah mereka. Sehingga satu hari terjadi padaku,  saat aku menjadi pelampiasan oleh ayahku, aku mengalami patah kaki.
                Aku sempat dibawa berobat ke rumah sakit, tetapi dokter bilang aku tidak akan bisa lagi berjalan dengan baik, dan itupun membutuhkan dana yang besar untuk mengobati kakiku ini, hingga aku ditelantarkan dirumah sakit dan mereka pergi entah kemana.
                Diriku sangat malang, karena menanggung beban itu sendiri, pedih rasanya ketika aku ditinggal sendiri disaat keadaanku seperti ini, terluka dan membutuhkan mereka disampingku.
                Sejak saat itulah diriku seperti ini, ketika diriku baru berumur tujuh tahun harus hidup sendiri tanpa perlindungan. Apalagi aku hanya seorang gadis kecil yang pincang, tak sanggup lagi diriku berlari seperti dahulu.
                Melihat masalaluku yang menyedihkan, aku sering merasa iri dengan mereka. Ya mereka, mereka yang hidup serba ada. Memiliki orang tua yang sangat menyayangi anak-anaknya, mendidik dan mendukung anak-anak mereka untuk menggapai cita-citanya.
                Dengan usiaku saat ini, aku tak tahu entah telah berapa lama aku melewatinya, tetapi yang pasti tubuh ini sudah terasa tua dan lelah untuk berjalan, hanya jika aku berjalan,, aku bisa mendapatkan pengganjal perut ini.
                Betapa malangnya diriku ini, hingga tua masih sendiri, sendiri menghidupi tubuh ini. Hingga waktu berlalu, aku akan menyusuri jalan ini, jalanan yang selalu menemani dan mengerti akan diriku selama ini.



By al-mudazi.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MEDIA INSPIRASI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger