UMANG-UMANG KU
Namaku
Merry Salsabila, seorang gadis kecil yang riang dan aku sangat suka membaca.
Aku bersekolah di SD PERMATA dan saat ini aku sudah kelas 4, dan aku juga
selalu juara 1 dikelasku.
Hari
ini, sepeti biasanya ketika bel istirahat berbunyi aku dan teman-teman ku
selalu berbelanja di warung makwo. Tetapi
sebelum aku tiba di warung, langkahku terhenti saat melihat
teman-temanku berkumpul di depan salah seorang pedagang. Akupun mendekati dan
ingin tahu apa yang dijual oleh pedagang itu.
Setelah
aku dekati dan ternyata pedagang itu menjual umang-umang yang kecil dan cantik
dengan hiasan berbagai gambar yang indah di punggung mereka. Karena bentuk
umang-umang itu yang cantik, akupun suka dan membeli seekor umang-umang lucu
yang sarangnya digambar dengan kartun kesukaanku, yaitu doraemon.
Hatiku
sangat senang sekali dan ingin rasanya buru-buru pulang kerumah dan bermain
dengan teman baru ku ini. Hingga akhirnya bel yang kunanti-nantikan berbunyi
juga dan menandakan pelajaran dihari ini telah selesai.
Sesampaiku
dirumah aku langsung mengeluarkan umang-umang yang imut ini dari bungkusnya.
Akku teringat dengan kata-kata pedagang itu bahwa cukup berikan parutan kelapa
untuk makan umang-umang ini.
Tanpa
menunggu waktu lama, aku letakkan umang-umang ku di dalam sebuah wadah dan
segera melangkah ke dapur untuk mengambil ampas kelapa yang biasanya telah
selesai diparut ibu untuk dijadikan santan.
Tetapi
karena ibu belum selesai meremasnya, maka aku pun membantu ibu untuk meremas
kelapa agar lekas bisa aku berikan kepada umang-umangku.
Setelah
aku selesai meremasnya dan bilang ibu sudah cukup, maka aku ambil sedikit untuk
makan umang-umangku yang pasti sudah kelaparan pikirku.
Tetapi
aku terkejut setelah melihat wadah tempat umang-umang yang aku letakkan di atas
meja terjatuh,ini pasti ulah kucing nakal itu, gumamku. Aku pun lekas mengambil
wadah itu , dan aku tidak melihat umang-umangku itu.
Aku
sedih setelah mencari umang-umang ku di rumah dan tidak juga ketemu, aku
berfikir seandainya aku tidak meninggalkan umang—umangku itu, pasti aku tidak
kehilangannya, kemana ya perginya umang-umang ku.
Ke
esokan harinya, aku berniat untuk membeli umang-umang baru sebagai ganti
umang-umangku yang hilang kemarin. Setelah bel istirahat berbunyi aku bergegas
menuju tempat pedagang itu, tetapi aku tidak melihat pedagang itu lagi dan
mungkin dia tidak lagi berjualan di sekolahku, betapa kecewanya aku.
Beberapa
hari berlalu, dan aku juga sudah melupakan umang-umangku itu. Di saat aku
sedang asik menonton televisi, aku dikejutkan oleh sesuatu yang bergerak di
kakiku. Setelah aku lihat, dan ternyata itu umang-umangku yang hilang dulu.
Aku
sangat senang sekali, rasanya sudah seminggu lamanya ya, ternyata kamu masih
hidup dan pasti petualanganmu sangat mengasikkan, gumamku dalam hati.
Disini
aku mendapatkan pelajaran dari umang-umangku yang kecil ini. Walaupun ia kecil,
tetapi ia mempunyai kegigihan untuk hidup disaat sendiri dalam perjalanan yang
panjang bagi makhluk sepertinya hingga akhirnya dia bisa kembali dan aku bisa
memeliharanya lagi, senangnya hatiku.
By
al-mudazi.
0 komentar:
Posting Komentar